Jangan Marah Bagimu Surga

Kisah Teladan  

   Khalifah Umar bin Abdul Aziz melihat seseorang yang mabuk. Ketika ia ditangkap untuk dihukum dera, tiba-tiba ia dimaki oleh orang yang mabuk tersebut. Khalifah Umar tidak jadu melaksanakan hukum deranya.
Melihat Khalifah Umar seperti itu, para sahabat bertanya, ''Ya amirul mukminin, mengapa setelah ia memaki Anda tiba-tiba Anda meninggalkan dia?'' Khalifah menjawab, ''Itu karena ia membuat aku jengkel. Kalau aku menghukumnya, mungkin karena aku marah kepadanya, bukan karena Ia melanggar hukum Allah, dan aku tidak suka memukul seseorang hanya karena membela diriku sendiri.'' 
   Sangat tipis dan susah untuk membedakan antara menghukum karena Allah SWT dan menghukum karena amarah. Karena bagaimanapun, ketika kita menghukum, amarah akan menyertai bentuk hukuman yang kita berikan. Tidak seperti yang menimpa Khalifah Umar yang tidak bisa meneruskan eksekusi, karena takut berbuat salah dengan tidak tulus menghukum orang yang berbuat salah.
   Hal yang sama juga pernah dialami Sayyidina Ali RA yang tidak jadi membunuh ketika sedang berada di medan perang lantaran ia telah diludahi oleh musuh yang sudah tak berdaya. Ali RA khawatir kalau membunuh musuhnya tersebut, bukan semata-mata karena menegakkan agama Allah, melainkan akibat dorongan nafsu dan emosi.



   Dalam kehidupan sehari-hari, begitu banyak kita temukan perselisihan di antara manusia. Bahkan, hampir semua manusia akan mudah terpancing emosinya, hingga kemudian meledaklah kemarahannya. Banyak kerugian yang akan didapatkan ketika seseorang sedang emosi dan tak mampu mengendalikan amarahnya. Pekerjaan bisa menjadi terbengkalai dan rekan sejawat pun bisa kena marah pula. Akibatnya, persoalan kecil bisa menjadi besar.


    Sesungguhnya Allah menjanjikan ampunan dan surga kepada orang-orang yang bertakwa. Siapakah orang yang bertakwa itu ? Yaitu mereka yang melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk mereka yang suka menahan amarahnya.
Allah SWT Berfirman :

  وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ (١٣٤)

 '' Bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema’afkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.'' (Ali Imran : 133-134)

   Sebagai orang yang shalih, kita juga harus menahan amarah dan suka memaafkan. Kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Penghinaan tidak harus dibalas dengan penghinaan. Bukankah dulu ketika Rasulullah memulai dakwahnya, beliau dihina dan dihujat oleh kaumnya? Namun Rasulullah SAW tetap bersabar, dan ketika islam sudah mengalami kejayaan, beliaupun tidak membalas penghinaan kaumnya yang dulu menghinanya.
   Jika sikap ini kita amalkan, insyaallah kehidupan di dunia ini akan lebih damai. Tidak ada balas dendam, tidak ada tawuran.
   Sesungguhnya mengendalikan amarah adalah salah satu keutamaan ahlak. Ketahuilah bahwa Allah menyukai kelembutan, sedangkan marah identik dengan sikap kasar dan emosional.
   Setiap Muslim harus berusaha untuk mengendalikan hawa nafsunya. Marah termasuk salah satu akibat tidak terkendalinya hawa nafsu.
Rasulullah SAW bersabda :
''Tidaklah kekuatan itu dinilai dengan adu kekuatan(gulat), namun yang kuat itu adalah orang yang dapat menguasai dirinya tatkala marah.''(Muttafaqun 'Alaihi)

 Cara Menghilangkan Marah

   Bagaimana cara menghilangkan marah? Rasulullah memberikan resep yang bisa kita amalkan.
 Pertama, bila engkau marah, bacalah ta'awudz karena pada hakikatnya perasaan marah adalah dorongan setan, dan kita diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari godaan setan.
 Kedua, bila engkau marah, maka berusahalah untuk diam atau tidak banyak bicara, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW ''Apa bila salah seorang diantara kamu marah, maka diamlah''(Riwayat Ahmad)
 Ketiga, bila engkau marah dalam keadaan berdiri maka duduklah. Bila duduk masih marah, maka berbaringlah. Karena Nabi Muhammad SAW bersabda, ''Maka apabila salah seorang diantaramu marah dalam keadaan berdiri duduklah, dan apabila dalam keadaan duduk berbaringlah''(Riwayat Abu Daud).
 Keempat, bila ketiga upaya diatas belum membuahkan hasil, maka berwudhulah, sebagai mana sabda Nabi Muhammad SAW, ''Sesungguhnya marah itu dari setan, dan setan terbuat dari api dan hanya bisa dipadamkan oleh air. Oleh karena itu, apabila salah seorang diantaramu marah, maka berwudhulah.''(Riwayat Abu Daud).

   Demikianlah bimbingan Rasulullah SAW untuk mengendalikan amarah. Dengan menahan amarah, semoga kita mendapatkan surga-Nya.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Jangan Marah Bagimu Surga"

Posting Komentar