Di dalam diri manusia terdapat segumpal daging, jika daging itu baik, seluruh badan menjadi baik. Sebaliknya jika segumpal daging itu jelek, maka jelek pulalah seluruh jasad manusia tersebut. Segumpal daging itu adalah HATI, sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya: ''.. Sesungguhnya, di dalam tubuh terdapat segumpal darah, jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh, jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh. Ketahuilah, bahwa segumpal darah itu Hati.''
Secara tersurat hadits tersebut dapat dipahami bahwa inti dari diri manusia adalah terketak dalam hatinya. Jika hati baik, maka manusia akan menjadi baik. Sebaliknya jika hatinya jelek, maka manusia akan menjadi jelek pula, Dengan demikian, hati inilah yang memegang peranan penting, bahkan menjadi pemimpin dalam tubuh manusia. Ia bisa saja memerintahkan kepada tubuh kita untuk berbuat baik, seperti shalat, puasa, zkat/sodaqoh, menolong orang lain dan lain sebagainnya. Tetapi bisa juga memerintahkan kejelekan, seperti mencuri, berzina, membunuh, korupsi, dan sebagainya sesuai dengan kehendaknya. Pendek kata bahwa hati adalah raja dalam dunia kerajaan tubuh. Karena baik buruknya kelakuan, perangai, sikap dan perbuatan manusia tergantung pada baik buruknya hati.
Selain hati sebagai penentu amal perbuatan manusia juga merupakan sumber kebahagiaan dan kesengsaraan hidup bagi manusia. Hati yang bersih adalah hati yang akan membawa kebahagiaan, kesuksesan, kemenangan, kedamaian dunia dan akhirat. Sungguh beruntunglah hamba Allah yang suci hatinya. Hati yang suci akan mudah mengakses, menerima hidayah (petunjuk Allah), rahmat (kasih sayang Allah), maghfirah (ampunan allah), inayah (pertolongan Allah), dan berkah demi berkah. Hati yang bersih akan bercahaya. Hati yang bercahaya akan menerangi pikiran pemiliknya, bicaranya, penglihatannya, pendengarannya dan tubuhnya. Hati yang bersih firasatnya sangat tajam. Setan tidak dapat menguasai hati yang bersih. Untuk merawat dan memperindah hati yang bercahaya, maka seseorang perlu mepertahankan dan mengamalkan kebajikan.
Hati akan terus bersih, bening dan bercahaya jika pemiliknya senantiasa menghindari kejahatan, jauh dari rasa iri, dengki, pamer dan sombong, serta menjalani berbagai cobaan dengan hati yang tulus. Jadi kita jangan menyangka sumber kebahagiaan hidup terletak pada kelebihan harta, tinggi jabatan, rumah mewah, mobil banyak dan sebagainya, sedangkan sumber kesengsaraan hidup adalah kekurangan harta, tidak punya jabatan, rumah kecil dan sempit, tidak memiliki mobil dan lain sebagainnya, akan tetapi kebahagiaan dan kesengsaraan itu terletak pada hati. Karena hatilah yang nanti akan merasakan kedua perasaan tersebut.
Belum ada tanggapan untuk "Suci Hati Membawa Kebahagiaan"
Posting Komentar